-->

Cara mengetahui posisi mooring line di kapal pada saat akan sandar

Posting Komentar
Pernah dengar kan, apa itu mooring line?
Well, kalau belum, admin harap, hari ini Sobat telah mengetahauinya, setelah membaca artikel ini, tentunya.
Okay?

Pengertian mooring line

Jadi, mooring line itu adalah frasa dari bahasa Inggris, yaitu: mooring dan line. Mooring artinya menambatkan atau tambatan, dan line atau sinonim dari rope yang artinya tali. Jadi ketika digabungkan menjadi mooring line, berarti tambatan tali.

Nah, pada penggunaannya di kapal, mooring line adalah tambatan tali kapal ke dermaga.

Mengerti, kan?

Oke. Kita lanjut?

Mooring line biasanya tidak memiliki aturan pasti. Hanya bergantung pada kondisi cuaca. Jadi, terkadang posisi tali kapal yang tertambat ke dermaga itu, bisa bervariasi. Contohnya: 6 & 2 terkadang 4 & 2, dan biasanya 2 & 1.

Posisi tali ini hanya bergantung pada keadaan. Jika dirasa tenang—ombak di dermaga kalem-kalem aee—kita gunakan mooring line berbentuk 2 & 1. Atau seperti pada gambar berikut.

posisi tali kapal yang tertambat di dermaga
-

Pada gambar itu, tali kapal yang tertambat ke dermaga memang terlihat tambatan satu satu. Alias, satu spring line, satu breast line, dan satu head line, untuk bagian haluan—mooring line bagian depan. Namun, hitungannya itu disebut 2 & 1.

Hitungan posisi mooring line dua satu

Mooring line bagian depan

Cara menemukan hitungan posisi mooring line—bagian depan, maka diperlukan pembagian. 

Di mana posisi tali;  head line (tros) dan breast line, digabung menjadi tali bagian depan atau disebut sebagai posisi: 2

Dan spring line, yaitu tali yang menambat ke belakang atau disebut sebagai tali: 1.

Mooring line bagian belakang

Begitu pun dengan posisi mooring line yang bagian belakang kapal (buritan). 

Di mana ada dua posisi tali yang menambat di  bagian belakang yaitu, stern line (tros) dan breast line disebut sebagai: 2

Dan satu tali yang tertambat ke depan yaitu, spring line disebut sebagai: 1.

Sudah bisa dimengerti posisi tali: 2 & 1? Atau kalau dalam bahasa sehari-hari, posisi tali: dua satu. Atau kalau dalam bahasa Inggris two and one.

Posisi mooring line enam dua

Biasanya jika kapal sedang sandar di dermaga, anggaplah kapal sedang sandar di dermaga dengan posisi tali  6 & 2, baik depan maupun belakan—ya cuaca lumayan kacau. 

Untuk posisi mooring line bagian depan: 6 & 2

Nah pada posisi kapal seperti itu, 6 tali tertambat di bagian depan dan 2 tali tertambat ke belakang. 

Tali yang tertambat di bagian depan terkadang 4 tali tros (head line) dan 2 tali breast. Sedangkan tali yang tertambat ke belakang yaitu 2 tali spring.

Posisi mooring line bagian belakang: 6 & 2

Untuk bagian belakang pun sama. Enam tali yang tertambat ke belakang atau di bagian belakang. Di mana 4 tali tros (stern line) dan 2 tali breast. Dan, 2 tali spring yang tertambat ke depan.

Sejauh ini bisa dipahami, toh?

Terkadang posisi mooring line untuk haluan dan mooring line untuk buritan itu belum tentu sama. 

Semuanya tergantung dari keinginan sang Kapten. 

Misalnya, mooring line bagian depan bisa saja: 4 & 2, sedangkan mooring line di buritan: 7 & 2. 

Nah, misalnya di belakang 7 & 2, itu artinya, 2 tali spring, 3 tali breast, dan 4 stern line atau tali tros. 

Sedangkan untuk tali bagian haluan yaitu: 4 & 2, maka bisa dibagi menjadi 2 head line, 2 breast line, dan 2 spring line.

Jadi sesimpel itu, sebenarnya.

Dan tentu, bisa divariasikan, kok. Disesuaikan saja dengan keadaan dermaga. Yang penting, pada dasarnya, ada yang berfungsi sebagai tros, breast dan spring. 

Pokoe, masing-masing tali saling mendukung—dan kuat—satu sama lain.

Note

Jangan pernah beradu mulut seperti ini: tali yang ini harus ke sana atau tali yang itu harus ke situ!!! Bisa terjadi perang di mooring station kalau keadaannya begitu. So kalem ae....

Okay?

Satu hal yang perlu diingat, posisi tali bisa saja dikreasikan, yang penting imbang, dengan posisi berfungsi sesuai yang dibutuhkan. Aslakan kapal tidak maju, mundur dan keluar dari dermaga.

Intinya, dengan ketentuan, harus ada yang berfungsi sebagai: spring line, yang menahan kapal agar tidak maju atau mundur. 

Ada breast line yang berfungsi untuk menahan kapal agar tetap merapat—tidak keluar atau menjauh dari dermaga. 

Dan, ada yang berfungsi sebagai stern and head line (tali tros) untuk menahan kapal agar tidak mengeluyur.

Kalau semua itu memenuhi syarat, maka sudah pasti aman.

Terkadang banyak yang keliru, memang. 

Akibat cuaca sangat dan amat buruk di dermaga, Kapten meminta formasi tali dengan posisi mooring line: 7 & 3. 

Itu artinya, 3 untuk spring dan 7 tali yang dibagi menjadi breast dan tros.  Bisa, 4 tros dan 3 breast lain. Bisa juga. 3 tros dan 4 tali yang berfungsi sebagai breast.

Kondisikan saja dengan dermaga. Kalau dirasa tidak ada bolder untuk tali tros yang banyak—siapa tahu boldernya kecil dan tidak mampu menahan 4 tali. Tidak apa, buat tali breast line yang lebih banyak. Begitu pun dengan sebaliknya.

Jangan panik! 

Mau dibawa ke mana itu tali. Ya kira-kara aja! 

Seperti ini misalnya, ow, kali ini, tali yang dari wings di sini bagus untuk jadi tros, tali dari wings di situ bagus untuk breast.

Jangan begini! 

Gulungan tali bagian sini harus jadi tali tros. Dan tali wings bagian situ harus jadi breast. Kalau keadaannya tidak memungkinkan, bagaimana?

Tapi ya... bisa dikira-kira juga, kan? 

Untuk tali tros, sebaiknya menggunakan tali yang paling luar. Jadi fungsinya benar-benar tepat. Terus gulungan tali yang bagian tengah cocoknya dijadikan breast line karena kan sudah pasti dekat dari dermaga, dan fungsinya pun akan menjadi sangat kuat. Sedangkan tali yang paling dalam, tentunya dan memang sangat cocok untuk dijadikan spring.

Yang pasti, buat keadaan mooring line itu logis. Dengan logisnya posisi tali, sudah pasti akan berfungsi kuat. Dan ya, bukankah semua yang logis itu pasti bagus hasilnya? Misalnya, pemikiran, pergaulan, aturan, kalau semuanya logis akan menciptakan suasana yang baik, kan? Benar atau betul? [Eh, curhat, Pa Aji?]

Namun, terkadang ada keadaan di mana dermaga tidak bersahabat, ombak di dermaga setinggi 2 meter—Perwira harus tanggap dong, akan hal semacam itu.

Sometime, semua kru bagian dek akan bingung dan dekdekan. Sedangkan order tali dari anjungan, ialah posisi 8 & 4. Tapi jangan panik! Okay?

Dan well, kalau misalnya masih bawahan, ya... menuruti saja. Ke mana pun Perwira kehendaki talinya. Tururti saja! Jangan banyak protes! Diam dan lakukan dengan penuh kesungguhan!

Kalau mabuk, sebaiknya minggir dikit, ya! [Dilarang ketawa]

Kecuali jika  Perwira meminta bantuan atau saran. “Baiknya posisi tali bagaimana, ya?”

Anda sebagai bawahan—[moon maap]—boleh memberikan solusi, andaikan memang lebih paham dan ada ide yang baik.

Akan tetapi, selama Perwira tidak meminta bantuan seperti itu, jangan pernah mengguruinya! Jangan pernah mencoba mengaturnya! Karena itu adalah tanggung jawabnya. Sepenuhnya tanggung jawabnya. 

Anda tentu tidak mau disalahkan, bukan—andaikan terjadi sesuatu yang tidak dirindukan di mooring station?

Oleh karena itu, kerjakan saja sesuai order. Jika Perwira meminta ke sana, ya ke sana saja. Jika perwira salah mengirim tali dan tali dan tali harus ditarik kembali, ya tarik aja! Senyum saja. Walau hati protes, biarkan! Asal masih protesnya di dalam hati. Jangan sampai protes itu keluar dari mulut. Dan membuat gaduh suasana.

Ingat tugas utama masing-masing.

Okay?

Pernah dengar aturan yang entah dari mana asalnya yang berbunyi seperti ini: 

Pasal 1: Senior tidak pernah salah.

Pasal 2: Jika senior salah balik lagi ke pasal 1.

Admin tidak berpihak pada aturan itu, ya! Namun alangkah baiknya jika diambil positivenya. Di mana pun dan siapa pun yang merasa dirinya senior selalu mengharapkan hormat. Termasuk Anda. [Moon maap kalau salah.]

Dan perwira di kapal adalah senior. Meski pun ia perwira muda dan baru berada di kapal beberapa minggu, selama dia memegang jabatan perwira, maka dialah yang senior. Tak kisah, ada kru yang sudah 50 tahu jadi AB di kapal itu, tetap saja AB adalah bawahan dari Perwira.

Okay?

Baiklah, sampai di sini paham, kan? Kalau ada yang ganjalaki atinnu bisa bertanya melalui komentar.

[ganjalaki atinnu = mengganjal di hati, bahasa Bugis]
Dan jangan lupa subscribe untuk artikel selanjutnya. Caranya, masukkan email di kolom isian yang ada di bawah, lalu klik subscribe!
Terima kasih, dan sampai jumpa di artikel selanjutnya .... 
OD Riadi
Hai, saya akan berterimakasih sekali jika berkenang memberikan tanggapan atau komentar perihal artikel ini. Bila sempat, mohon bagikan ke sosmed berikut, supaya teman kamu juga tahu.

Related Posts

Posting Komentar

Subscribe Our Newsletter