Tali tros adalah tali kapal yang
membentang ke dermaga, yang ditujukan untuk dua tempat: tali tors kapal bagian
depan atau head line (English) dan tali tros kapal bagian belakang atau stern
line (English).
Pada gambar berikut tali dengan posisi nomor 1 dan 6 adalah tali tros.
Gambar dari: maritimeworld.web.id |
Tali tros ini, fungsinya
hampir sama dengan tali spring, yaitu untuk menahan kapal agar tidak maju-mundur.
Namun, tali tros memiliki fungsi lebih dari sekedar tali spring. Tali tros
selain untuk menahan kapal agar tidak maju-mundur, juga berfungsi untuk menahan
moncong maupun buritan kapal agar tidak keluar dari dermaga.
Bisa dilihat dari
posisinya, tali tros berada pada posisi paling luar di antara tali lainnya—tali
spring dan breast. Wind yang digunakan—misal
kapal sandar kanan—untuk tali tros ini juga berada paling luar. Atau, wind
yang ada di sebelah kiri.
Catatan: Posisi wind di kapal, tergantung dari bangunannya saja, sebenarnya. Jadi, bisa disesuaikan ya,
Bos! Atau biasanya Perwira yang sudah lama di kapal, tahu akan posisinya. Jadi, baiknya
ikut saja!
Okay?
Kecuali, andaikan ada ide
yang menarik dan berguna untuk keselamatan tali maupun kru, boleh saja
diusulkan. Siapa tahu diterima.
Oyah, untuk tali tros bisanya
adalah tali yang paling terakhir dikirim ke dermaga, ya! Atau setelah tali spring
dan breast dikencangkan. Jika misalnya ada banyak kru yang bertugas di mooring
station, bisa aja sekaligus, sih. Asalkan tidak membuat kru kelelahan. Semua
tahu kan, pekerjaan yang melelahkan akan membuat pikiran kacau?
Dan, jangan sampai karena
pikiran kacau membuat situasi jadi tidak bersahabat. Pada saat berada di
mooring station, perlu diupayakan agar suasana adem dan teamwork. Dengan begitu,
sesukar apa pun keadaan cuaca di dermaga, semua akan bisa dikendalikan.
Oke?
Oke, Bang!
Wih... chakep! [Hhehehe.]
Dari jumlahnya—baik haluan maupun
buritan—kapal besar terkadang menggunakan dua tali tros. Ya... tentu saja jika cuaca sendang baik.
Akan tetapi jika cuaca di dermaga cukup ribut, maka diperlukan tali tros extra.
Nah, untuk tali tros extra
ini, sebaiknya dikirim belakangan, agar pada saat kapal akan berlayar, tali tros-lah
yang paling duluan dilepas oleh longshoreman (petugas pelabuhan untuk mengaitkan tali pada bolder dermaga).
Jangan sampai karena tali
tros extra, dipasang lebih duluan dari pada tali tros utama, sehingga tali tros extra tidak bisa dilepas dan terpaksa tali tros extra yang menjadi
single up line (dalam bahasa Indonesia, tali terakhir yang tertambat ke dermaga. Itu bisa membunuh, Kawan!
Bisa kelelahan menariknya. Bisa juga tali akan terlilit di propeller.
Coba bayangkan, seolah anda sedang menarik tali tros extra! Selain berat juga sangat lambat. Untuk itu, jangan sekali-kali melego all talinya jika memang masih ada tali extra yang belum on deck.
Coba bayangkan, seolah anda sedang menarik tali tros extra! Selain berat juga sangat lambat. Untuk itu, jangan sekali-kali melego all talinya jika memang masih ada tali extra yang belum on deck.
Oke, cukup sampai di sini
dulu, ya! Semoga ulasan ini ada manfaatnya. Dan ya... untuk senior, jika
terlanjur membaca, dan kiranya ada kesalahan dari segi maksud dan tujuan tulisan
ini, mohon pembenarannya di kolom komentar.
Then, jangan lupa berlangganan artikel melalui email, dengan
cara mengetikkan alamat email di kolom isian yang ada di sidebar atau di bawah.
Jadi ketika admin menulis artikel terbaru Anda bisa langsung membacanya. Siapa
tahu aja, ada ilmu baru yang admin temukan dan Anda juga pelru tahu, toh?
Makessinni fale sahaba. Siruntukki ri wuki mapaimenna.
[Makessinni fale sahaba.
Siruntukki ri wuki mapaimennaa = Oke, sahabat, jumpa lagi di artikel
selanjutnya, bahasa Bugis.]
Posting Komentar
Posting Komentar